Malam minggu, Rangga dan Rossa- adik kelas yang baru sebulan dipacarinya-bergandengan tangan di halte kampus, menunggu taksi yang bakal membawa mereka ke gedung bioskop. hujan deras sejak setengah jam lalu menambah romantis kencan mereka.
ketika tiba-tiba, seorang gadis berlari kesetanan, hendak menyeberang jalan, menuju halte dise berang kampus, Rangga kenal si gadis, Rahmadiana, yang berjuluk 'ratu katrok". Gaya berdandan Rahma memang ndeso .
Tak gampang menyeberang di tengah hujan deras dan angin kencang. tapi Rahma nekat, hingga pakaiannya basah dan buku-bukunya kuyup. sejenak Rahma jadi "tontonan', sebelum "diselamatkan" Rangga, yang memintanya masuk kedalam taksi.
"Dasar nekat. Apa sih yang kamu kejar?" sergah Rangga.
Sambil mengigil air mata Rahma menetes.
"Sabar, Ga," Rossa mengingatkan.
Tak ada jawaban medok ala cirebonan keluar dari mulut Rahma, logat yang sering ditirukan teman teman Rangga untuk mengejek si Katrok. Ia mengeluarkan ponsel dan menyodorkan sms yang baru saja diterimanya. "Dik, Bapak kecelakaan. Kami semua menunggumu, dirumah. segera," Rossa membaca sms itu berulang-ulang.
Rangga sadar, kata kata tak lagi bermakna. Bersama Rossa, dia mengantar Rahma ke rumah duka. Ya, rumah duka, sebab saat mereka tiba, bapak Rahma sudah tiada. Setelah itu bertahun tahun Rangga-Rossa (kini menikah dan punya anak dua) menjadi sahabat Rahma. Gadis kuper itu tumbuh menjadi perempuan cantik dan cerdas. Kuliahnya lancar, bahkan sempat terpilih sebagai mahasiswi teladan di kampus. Sebuah perjalanan hidup yang menakjubkan.
Baru baru ini, setelah 20 tahun tak bersua, Rahma mengundang Rangga dan Rossa ke sebuah acara di ballroom sebuah hotel berbintang lima. Tak dinyana, itulah hari pendapukan Rahma sebagai presdir sebuah perusahaan otomotif terkemuka. Rangga dan Rossa yang cuma "orang biasa", jadi salah tingkah ketika Rahma meminta mereka naik ke atas panggung.
Didepan khalayak, Rahma bercerita tentang peristiwa di depan kampus dulu. Begitu detail, tak satu adegan pun terlupakan. "kebaikan mereka membuat saya menyadari pentingnya peran sahabat, saat nasib sedang tak bersahabat. Mereka benar-benar malaikat." ballroom senyap sejenak. Rangga-Rossa tak menyangka, "kebaikan kecil" mereka "berpengaruh besar" terhadap jalan hidup Rahmadiana.
kini Rangga-Rossa percaya, kebaikan akan tetap dikenang sebagai kebaikan. tak peduli besar atau kecil.
Intisari, April 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar