Coba perhatikan, pada bulan ramadhan mendadak bermunculan pedagang kolang kaling, yang sering dimamfaatkan sebagai campuran pada kolak.
Dari pohon yang sama, selain kolang kaling juga dihasilkan air legen (enau,nira-red). Sayangnya, di zaman sekarang sulit menemukan penjual air legen. rasanya yang khas membuat dijuluki minuman para dewa. Minuman ini dapat ditemui di daerah yang masih banyak ditumbuhi pohon enau, Nira atau aren (Arenga pinnata) selain diminum, Legen juga dapat diolah menjadi gula kawung (gula jawa).
Kelangkaan ini beralasan karena menurut kepercayaan turun temurun, minuman legen sesungguhnya tidak diperjual belikan. masyarakat di Desa Cigalontang, Tasikmalaya percaya air nira yang diambil saat subuh kemudian dijual biasanya akan gagal diproses menjadi gula. dikota air legen dijual melulu untuk minuman, bukan untuk diolah menjadi gula. Sebaliknya, jika baru diambil kemudian diminta untuk hal bermamfaat, biasanya akan menghasilkan gula kawung yang baik.
Air legen yang dikota dikenal sebagai air lahang sebenarnya bukan air legen asli, melainkan air gula yang dicampur dan disimpan semalam dibambu sehingga rasanya mirip air legen asli. Yang asli bila sudah keluar dari tempat aslinya, paling hanya tahan sampai lima jam sebelum akhirnya basi.
Bila demikian, air lahang atau legen buatan itu tidak dapat disebut sebagai minuman dewa, sebagaimana yang asli bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar